Kejadian Angka Di Dunia

Kejadian Angka yang Merugikan Perusahaan Besar: Pelajaran dari Statistik dan Data

Kejadian Angka – Setiap angka memiliki makna penting. Sebuah kesalahan kecil dalam data angka atau penempatan desimal bisa membawa dampak besar, bahkan menyebabkan kerugian miliaran. Fenomena ini dikenal sebagai kejadian angka, yaitu situasi di mana kekeliruan perhitungan, penulisan, atau pembacaan angka menjadi sumber masalah besar.

Kejadian Angka Di Dunia

1. Kesalahan Koma Desimal NASA (1999)

Salah satu contoh Kejadian Angka paling terkenal terjadi ketika NASA kehilangan pesawat luar angkasa Mars Climate Orbiter karena konversi satuan yang keliru. Meskipun ini bukan kasus koma desimal secara langsung, masalahnya berkaitan erat dengan interpretasi data angka. Lockheed Martin menggunakan satuan imperial (pound-force), sementara NASA menggunakan sistem metrik (newton). Akibatnya, perhitungan daya dorong melenceng jauh dari yang seharusnya. Nilai kerugian: lebih dari $125 juta.

2. Penempatan Koma yang Salah oleh Mizuho Securities (2005)

Salah input dalam sistem perdagangan saham membuat Mizuho Securities di Jepang kehilangan sekitar $225 juta dalam hitungan menit. Seorang karyawan salah mengetik perintah penjualan: alih-alih menjual 1 saham dengan harga ¥610.000, ia menjual 610.000 saham seharga ¥1. Sistem tidak bisa membatalkan transaksi, dan perusahaan harus menanggung kerugian besar. Ini adalah contoh klasik bagaimana result angka yang keliru, terutama pada titik koma atau jumlah digit, bisa sangat fatal.

3. Salah Letak Titik Desimal di Royal Bank of Canada (2015)

Royal Bank of Canada (RBC) pernah mengalami masalah Kejadian Angka saat seorang analis memasukkan angka laba perusahaan dengan koma yang salah. Seharusnya laba bersih sebesar $2,2 miliar ditulis sebagai $22 juta. Kesalahan tersebut menyebabkan kekacauan dalam laporan investor, dan meskipun akhirnya dikoreksi, harga saham sempat terguncang dan menciptakan ketidakpercayaan pasar sementara.

4. Spreadsheet Salah Formula – Kodak (2010-an)

Kodak, perusahaan kamera legendaris, mengalami kekacauan internal ketika formula dalam spreadsheet statistik angka untuk menghitung proyeksi pendapatan ternyata mengandung error. Sebuah sel yang semestinya menjumlahkan seluruh pendapatan dari beberapa departemen malah menghitung hanya sebagian. Meskipun kerugian secara langsung tidak diumumkan, efeknya membuat manajemen mengambil keputusan investasi yang salah arah.

5. Kerugian Akibat Model Statistik yang Gagal di JPMorgan Chase (2012)

Kasus “London Whale” menjadi pelajaran pahit dalam pengelolaan risiko berbasis statistik angka. JPMorgan menggunakan model risiko Value-at-Risk (VaR) yang ternyata memiliki kesalahan rumus dan asumsi yang meremehkan potensi kerugian. Akibatnya, bank tersebut mengalami kerugian lebih dari $6,2 miliar. Ini membuktikan bahwa kesalahan dalam memahami dan mengolah result angka bisa meruntuhkan reputasi perusahaan besar.

Kejadian angka-angka diatas merupakan pengingat bahwa di balik kompleksitas teknologi dan bisnis modern, detil kecil tetap menentukan. Baik itu koma yang salah tempat, angka yang tertukar, atau formula Excel yang keliru—semuanya bisa berdampak besar.

Semua kisah di atas memiliki benang merah yang sama: data angka, result angka, dan statistik angka harus diproses dengan sangat hati-hati. Koma desimal, konversi satuan, hingga pemodelan spreadsheet bukanlah sekadar detail teknis, melainkan penentu kelangsungan bisnis bernilai miliaran dolar.

Itulah sebabnya mengelola data angka, memverifikasi result angka, dan memahami statistik angka bukan hanya tugas teknis, tetapi bagian dari strategi bisnis dan manajemen risiko. Di era digital ini, kesalahan kecil dalam angka bukan hanya soal kalkulasi—tapi bisa berarti kehilangan kepercayaan, reputasi, dan bahkan miliaran rupiah.